What Am I to You
"tin! tin!"
mendengar suara klakson, aku bergegas keluar rumah. benar saja, mobil Eya -lebih tepatnya mobil orang tua Eya- sahabatku sudah nangkring (?) di depan pagar ruamah ku.
Pagi ini aku dan Eya berencana akan pergi ke bandara menjemput seseorang dari Korea Selatan.
Ibuku punya teman kecil yang sekarang menetap di Korea Selatan. Ibuku bilang mereka seperti saudara, bahkan sampai sekarang setelah puluhan tahun tidak bertemu, mereka masih tetap menjaga komunikasi. Dari berkirim surat, hingga sekarang dengan alat telekomunikasi yang serba bisa. Kata ibuku mereka dulunya berteman dari balita hingga mahasiswa. setelah lulus kuliah teman ibuku itu bekerja di Korea Selatan dan kecantol sama cowok sana. Akhirnya mereka menikah dan punya anak. Dan anaknya itu yang sekarang akan aku jemput di bandara.
Eya yang Korean Addict mungkin terlalu semnagat aku ajak jemput cowok dari Korea. Dia berdandan sok imut yang dia bilang Korean Style dan menggunakan bandana telinga kelinci yang menurutku sangat menjijikkan. dan aku yakin Pak Maman sopir pribadi Eya yang sekarang duduk di depan kemudi juga merasa ingin melepas paksa bandana yang dikenakan Eya sekarang.
"Ya, lo keliatan alay banget sumpah." aku berusaha jujur pada Eya.
"This is Korean Style yo!" jawab Eya ala Rapper kena sawan.
Aku hanya bisa memutar bola mata mendengar jawaban dari Eya. "Pak, cepetan jalan aja pak."
"Maman-sshi! Pali! Pali!" sekarang gaya bicara Eya berubah seperti anak kelinci yang mau dimakan onta.
***
Di perjalanan menuju bandara, Eya terus nyerocos tidak jelas. Dan entah kenapa aku terbawa suasana. Aku juga ikut-ikutan hiper seperti Eya. Aku dan Pak Maman ikut menyanyikan lagu-lagu EXO yang sebenarnya kami tidak menyanyikannya dengan benar. Juga tiba-tiba aku terlalu bersemangat bercerita tentang anak teman ibu.
"nih, gue kasih liat fotonya." kataku memberikan HP-ku pada Eya.
"Ahh!! ommo.. ommo.. cute banget.." Eya terlihat sangat bahagia melihat foto orang yang akan kami jemput.
Aku tersenyum dengan bangga. "Eh, lo udah gue kasih tau namanya belum?"
"lo tau namanya?"
"yaiyalah, masa iya gue mau jemput orang api gak tau namanya." entah kenapa aku kembali tersenyum bangga. "namanya, KIM-TAE-HYUNG."
"WAAAA!!!!! namanya cute banget.."
"Ibu bilang sih, dia sama temennya. jadi, akan ada 2 orang cute yang bakal kita jemput." lagi-lagi aku tersenyum dengan bangga.
"WAAAAAAA!!!!!!!!" sekarang Eya mulai berteriak-teriak seperti orang kesurupan. dan aku kembali jijik padanya.
***
Setibanyanya dibandara, Aku dan Eya terkejut melihat cowok yang kuperlihatkan fotonya tadi mengangkat tinggi-tinggi kertas karton bertuliskan "(y/n)".
Aku menghampiri pria itu. "hey! are you Kim Tae Hyung?"
Pria itu membuka lebar matanya dan menyiutkan sudut bibirnya, tapi ia tidak menjawab, justru pria tinggi dibelakangnya yang menjawab "yes, he is. and i'm Kim Nam Joon, his friend. Are you (y/n)?"
"oh, yup! emm.. both of you follow me!" kataku penuh semangat.
"ok." jawab pria yang mengaku bernama Kin Nam Joon.
Ditengah perjalanan menuju tempat parkir aku merasa ada yang ganjil. 5 orang berwajah oriental sejak tadi mengikuti kami.
"Ya, lo ngerasa gak kalau mereka ngikutin kita?" tanyaku pelan kepasa Eya.
"iya, jangan-jangan mereka kepincut lagi sama gue."
"yang ada mereka mau gebukin lo gara-gara merasa tersinggung sama dandanan lo yang lo bilang Korean Style."
"Kim Nam Joon, why are they following us?" aku berbisik pada Kim Nam Joon. Karena kupikir Kim Tae Hyung tidak bisa berbahasa inggris.
"ohh, they are our friends too."
"HAA?" aku dan Eya benar-benar sangat sungguh kaget. Jadi mereka tidak hanya berdua, tapi bertujuh.
***
Aku, Eya, Kim Tae Hyung dan kelima temannya yang belum ku tetahui mananya duduk berdempet-dempetan di kursi belakang. sedangkan Kim Nam Joon dan Pak Maman duduk ihuuy di depan. Eya dan bandana telinga kelincinya yang bergerak-gerak menjengkelkan terlihat sangat bahagia duduk berdempet-dempetan dengan cowok-cowok korea. Kim Tae Hyung dan kelima temannya berteriak-teriak dengan bahasa alien. Sedangkan aku hanya bisa terdiam meratapi kesialan ini.
***
Maafkan Lotus jika ceritanya gak jelas seperti hidup Lotus. Maafkan juga jika ada kesalahan dalan bahasa, atau penulisan. Karena Lotus bukan penulis. Soalnya FF ini Lotus ketik bukan Lotus tulis. Terimakasih buat kalian yang meluangkan waktu sejenak untuk membaca FF ini. Perlu kalian tau itu sudah cukup membuat Lotus bahagia. Jadi, sekali lagi terimaksih ku ucapkan. Kalau viewersnya banyak, Lotus bakal lanjut FF ini. Kalau enggak, ya enggak. tapi kalau ada yang komen mungkin Lotus bakal berubah pikiran.
0 komentar:
Posting Komentar